Cari Blog Ini

Kamis, 09 Juli 2015

Kumpulan Tugas Kuliah UT Keterampilan Berbahasa Indonesia PDGK 4101

Keterampilan Berbahasa Indonesia

PDGK 4101

a.Hubungan antara Berbicara dengan Menyimak
Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan. Menyimak bersifat reseptif sedangkan berbicara bersifat produktif. Berbicara dan menyimak saling berhubungan. Melalui berbicara orang dapat menyampaikan informasi kepada orang lain. Sebaliknya, melalui proses menyimak orang akan menerima informasi dari orang lain. Dengan kata lain, kegiatan berbicara selalu diikuti dengan kegiatan menyimak, atau dalam  kegiatan  menyimak pasti ada kegiatan berbicara. Dengan demikian, semakin banyak informasi dan  materi yang berhasil disimak dan direkam dalam  ingatan seseorang, maka kecakapan berbicara orang itu akan  semakin baik.

b.Hubungan antara Berbicara dengan Menulis
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan dan bersifat langsung, sedangkan penyampaian  informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis atau bersifat tak langsung. Pesan yang disampaikan  melalui media tulisan dapat diperoleh dari hasil berbicara. Dan sebaliknya seseorang berbicara dapat mengambil konsep atau informasi dari hasil tulisan sendiri atau orang lain.Dengan kata lain, untuk meningkatkan keterampilan dalam berbicara, perlu melakukan aktivitas menulis.Hal ini karena, keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara dapat  menunjang  keterampilan menulis. Begitupula dengan keterampilan  menggunakan kaidah kebahasaan dapat  menunjang keterampilan  berbicara.

c.Hubungan antara Berbicara dengan Membaca
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat dan fungsi. Berbicara bersifat produktif, dan merupakan ragam bahasa lisan yang berfungsi sebagai penyebar/pengirim informasi. Sedangkan membaca bersifat reseptif dan  merupakan ragam bahasa tulis yang berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan  yang berupa informasi dalam kegiatan berbicara,sebagian besar didapat  melalui kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca maka semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan  pendorong bagi yang bersangkutan untuk mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui berbicara.

d.Hubungan antara Menyimak dengan Menulis
Kegiatan menulis bersifat produktif yang berfungsi sebagai penyampai informasi , dan penyampaian informasi dalam kegiatan  menulis disalurkan dalam bahasa tulis. Sedangkan menyimak bersifat reseptif yang berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan  informasi  berupa ide, gagasan dan inspirasi yang digunakan dalam menulis didapatkan  melalui kegiatan menyimak dari berbagai sumber  seperti radio, televisi, ceramah, pidato, wawancara, diskusi, dan obrolan. Dengan demikian, semakin banyak informasi yang didapatkan dari proses menyimak, maka dapat mempengaruhi hasil menulis yang makin baik. Dengan  kata lain, jika seseorang  dapat  melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka pasti akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah dapat menulis dengan baik.


e.Hubungan antara Menyimak dengan Membaca
Menyimak merupakan ragam bahasa lisan yang bersifat reseptif dan berfungsi sebagai penerima. Sedangkan membaca merupakan  ragam bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kedua ragam bahasa ini saling mempengaruhi karena aktivitas membaca dapat membantu seseorang untuk memperoleh kosakata baru yang berguna bagi pengembangan kemampuan menyimak pada tahap berikutnya. Jadi, pengenalan terhadap kosakata baru pada aktivitas membaca akan dapat meningkatkan kemampuan menyimak pada tahap berikutnya melalui proses pengenalan kembali terhadap kosakata tersebut.

f.Hubungan antara Menulis dengan Membaca
Menulis dan membaca merupakan kegiatan berbahasa tulis. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Dalam  menulis, seseorang melakukan perencanaan dengan melakukan aktivitas membaca secara ekstensif dan intensif untuk mendapatkan informasi, konsep atau gagasan yang akan dijadikan bagian dari bahan tulisannya. Kemudian melakukan revisi dengan cara membaca dan menulis kembali secara berulang. Sebaliknya, dalam membaca seseorang sering menulis catatan dan rangkuman untuk memahami isi bacaan. Dengan demikian, semakin banyak informasi yang didapatkan dari kegiatan membaca , maka seseorang akan dengan mudah dapat mengembangkan tulisannya.

a.Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Menyimak

Keterampilan menyimak seringkali diintegrasikan dengan aktivitas keterampilan berbahasa yang lain seperti berbicara, membaca dan menulis. Hal ini karena diantara semua keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Kita dapat melakukan semua  keterampilan berbahasa tersebut secara bersamaan. Namun ada salah satu keterampilan berbahasa yang lebih dominan dari keterampilan berbahasa yang lain. Misalnya antara menyimak dan berbicara dapat dilakukan secara bersamaan, tapi yang lebih dominan menyimak. Kedua keterampilan ini memiliki kesamaan yaitu merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya bisa dilakukan dengan tatap muka secara langsung maupun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi melalui telepon. Adanya hubungan antara menyimak dan berbicara dapat dilihat dalam suatu ujaran dapat dipelajari melalui menyimak dan meniru, contohnya seorang anak akan menyimak ujaran-ujaran orang disekitarnya dan menirunya sampai dia bisa bicara. Pada umumnya orang akan lebih mudah mengingat isi pembicaraan dibanding dengan tulisan. Selain itu,kualitas keterampilan seorang pembicara sangat mempengaruhi hasil menyimak seseorang.Sama halnya dengan keterampilan lain, latihan adalah satu-satunya cara untuk dapat meningkatkan kualitas menyimak dan berbicara seseorang. Seorang pembicara pada umumnya menggunakan gesture dan gerak isyarat agar penyimak dapat memahami gagasan yang disampaikan, sedangkan berbicara melalui rekaman memerlukan keterampilan menggunakan unsur suprasegmental agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan penyimak.
Keterampilan menyimak dapat dilakukan bersamaan dengan membaca. Keduanya memiliki persamaan sifat yaitu bersifat reseptif.Perbedaannya bila dalam membaca, seseorang akan berusaha menangkap pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan, sedangkan dalam menyimak, seseorang berusaha menangkap pesan yang disampaikan dalam bahasa lisan. Kedua keterampilan inimemerlukan kesiapan yang sama yaitu harus memiliki penguasaan terhadap simbol-simbol bahasa, pengetahuan yang berkaitan dengan materi atau bacaan, pengetahuan tentang diskusi dan gaya bahasa serta keterampilan menangkap makna tersurat dan tersirat. Berlatih dan kesenangan terhadap bahasa adalah cara untuk memperoleh kemampuan menyimak dan membaca yang baik. Kemampuan membaca seseorang berpengaruh pada penguasaan kosakata karena penguasaan kosakata yang sedikit yang diperoleh melalui menyimak erat hubungannya dengan kesukaran-kesukaran dalam membaca,daya simak yang buruk sangat mempengaruhi daya baca seseorang.
Keterampilan menulis dapat dilakukan bersamaan dengan fokus menyimak. Kemampuan menulis diperoleh dan ditingkatkan dengan bantuan kemampuan menyimak yang telah dimiliki. Untuk meningkatkan keterampilan ini, dapat dilakuka dengan menyimak berbagai informasi untuk dapat menangkap unsur kebahasaan, mulai dari bunyi-bunyi maupun berupa paragraf, wacana pendek dan wacana yang kompleks seperti wacana berita, iklan, pengumuman, pidato, ceramah,dll. Menulis dengan fokus  menyimak artinya melalui menyimak kita berlatih menulis kembali bahan yang kita simak ke dalam tulisan dengan menggunakan bahasa kita sendiri. Kemampuan menyimak yang dimiliki untuk berlatih menulis, membaca dan menyimak adalah kemampuan menyimak tingkat lanjut, sehingga apabila kemampuan menyimak kita belum sampai pada tingkat lanjut, kita harus meningkatkan daya simak sampai pada tingkat tersebut.

b. Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara

Kegiatan menyimak, membaca, dan menulis dapat dipadukan dengan keterampilan berbicara. Contohnya keterampilan menyimak dengan fokus berbicara sering dilakukan saat berkomunikasi. Keduanya merupakan keterampilan berbahasa lisan yang membutuhkan penyandian kembali simbol-simbol lisan. Umumnya, anak-anak tidak hanya meniru pembicaraan yang mereka pahami tetapi juga menirukan hal-hal yang mereka pahami, sehingga pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari melalui menyimak dan meniru pembicaraan. Hal ini menganjurkan orang tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik agar tidak ditiru anak-anak dalam pembicaraan yang tidak benar.
Keterampilan membaca dengan fokus berbicara sering kita lakukan. Keterampilan berbicara akan diperoleh secara maksimal bila pembicara banyak bicara. Berbagai informasi dalam teks dapat dikemukakan kembali ketika bicara dengan orang lain. Misalnya dalam membaca puisi diikuti pembicaraan tentang tema puisi, amanat, nada dan suasana. Seorang pembicara dalam kegiatan bicaranya lebih suka menggunakan kata-kata yang dikenal dan dirasakan sudah dipahami oleh pendengarnya.
Keterampilan menulis dapat diintegrasikan dengan fokus aktivitas berbicara. Keduanya merupakan keterampilan yang produktif dan membutuhkan kemampuan menyandikan simbol-simbol yaitu simbol lisan dan tertulis. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan saat menyampaikan informasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis sebagai persiapan untuk bahan pembicaraan yaitu memilih tema, membuat kerangka dan menghubungkan paragraf. Kegiatan berbicara didukung oleh kegiatan menulis, terutama dalam referensi yang harus dibaca maupun konsep yang akan disampaikan.Pokok pembicaraan lebih baik dipersiapkan menyeluruh secara tertulis berupa naskah atau garis besarnya saja.

c. Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Menulis

Saat berkomunikasi dalam kehidupan masyarakat, seringkali aktivitas menulis diintegrasikan dengan  keterampilan  berbahasa yang lain seperti berbicara dan  membaca. Tidak jarang aktivitas menulis didahului dengan aktivitas menyimak. Hal ini berarti, keterampilan menulis sangat erat dengan keterampilan berbahasa yang  lain. Banyak hal yang didengar dapat mendorong seseorang untuk menulis. Misalnya seorang penulis tergerak untuk menulis sesuatu setelah  mendengarkan suara lantunan lagu, mendengarkan cerita, mendengarkan dialog atau setelah mengikuti kuliah atau diskusi. Selain diintegrasikan dengan menyimak, menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan keterampilan berbicara antara lain dengan aktivitas diskusi, wawancara, bercerita mengenai pengalaman pribadi, dan berpidato. Dalam berpidato harus memperhatikan urutan yang baik. Urutan yang digunakan dapat berupa rangkaian peristiwa, urutan sebab akibat, akibat sebab atau gabungan dari beberapa cara penyajian tersebut. Setelah menulis naskah pidato, hal yang harus sering dilakukan adalah melatihnya, memerhatikan intonasi dan tekanan suara, gerak tubuh dan kontak mata dengan pendengar. Keterampilan menulis dapat dilakukan secara bersamaan atau bergantian dengan aktivitas membaca. Hal ini karena aktivitas membaca dapat memberi pengaruh positif terhadap kemampuan seseorang dalam menulis.
Pengaruh positif dari membaca terhadap kegiatan belajar menulis diantaranya penguasaan kosakata/ istilah, kalimat, dan pemakaian ejaan ketika belajar membaca akan memberi pengaruh positif dalam belajar menulis kalimat. Selain itu, organisasi bahan bacaan dapat menjadi contoh dalam pengorganisasian tulisan sehingga dapat memberi pengaruh positif dalam belajar menulis paragraf atau karangan secara utuh. Dalam hal menulis tingkat lanjut, informasi/ data yang diperoleh dalam bahan bacaan dapat menjadi sumber ide/ sumber data bagi tulisan yang akan disusun. Oleh sebab itu, latihan menulis secara terpadu dengan aktivitas membaca memberi nilai tambah bagi penguasaan keterampilan menulis. Hal ini dapat berupa membaca cerita diikuti dengan menulis sinopsis atau resensi, membaca puisi dan merubahnya menjadi prosa atau resensi, membaca dan menulis petunjuk, pengumuman, poster, iklan dan surat kemudian menulis rangkuman bacaan.

d. Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Membaca

Saat berkomunikasi dalam kehidupan masyarakat,seringkali beberapa jenis keterampilan berbahasa digunakan secara bergantian seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Namun, dari serangkaian aktivitas berbahasa tersebut ada satu jenis aktivitas berbahasa yang paling dominan misalnya membaca. Sedangkan kegiatan berbahasa lainnya seperti menulis, berbicara dan menyimak diarahkan untuk mendukung aktivitas membaca. Proses membaca merupakan tingkah laku yang kompleks, yang memerlukan berbagai strategi dalam pemrosesan informasi. Keterampilan menyimak memiliki pengaruh positif dengan kemampuan membaca. Dalam proses membaca, umumnya seseorang menggunakan secara spontan dan interaktif ketika menghubungkan informasi dan makna yang terkandung didalamnya.Peningkatan penguasaan kosakata melalui menyimak akan berperan positif terhadap penguasaan kosakata dalam membaca.
Selain itu, ketika membaca sering disertai aktivitas menulis. Aktivitas menulis sebagai sarana belajar membaca atau sebagai salah satu strategi membaca yang efektif. Untuk meningkatkan kemampuan membaca perlu melakukan PreP( Pre-Reading Prepatory Instraction) yang merupakan kegiatan prabaca yang bertujuan untuk membuat pembaca sadar tentang apa yang dibacanya sekaligus sebagai memori jangka panjang. Selain itu, keterampilan menulis dengan fokus membaca dapat dilatih misalnya saat mengisi formulir tanggapan terhadap buku, menulis sinonim dan hiponim, menulis bagian-bagian dari teks yang tidak lengkap, menulis ringkasan buku, yang semuanya merupakan contoh adanya keterpaduan antara keterampilan menulis dengan aktivitas membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar