Keterampilan Berbahasa Indonesia
PDGK 4101
a.Hubungan antara Berbicara dengan Menyimak
Menyimak
dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan. Menyimak bersifat
reseptif sedangkan berbicara bersifat produktif. Berbicara dan menyimak saling
berhubungan. Melalui berbicara orang dapat menyampaikan informasi kepada orang
lain. Sebaliknya, melalui proses menyimak orang akan menerima informasi dari
orang lain. Dengan kata lain, kegiatan berbicara selalu diikuti dengan kegiatan
menyimak, atau dalam kegiatan menyimak pasti ada kegiatan berbicara. Dengan
demikian, semakin banyak informasi dan materi yang berhasil disimak dan direkam dalam
ingatan seseorang, maka kecakapan
berbicara orang itu akan semakin baik.
b.Hubungan antara Berbicara dengan Menulis
Kegiatan
berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian
informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan dan
bersifat langsung, sedangkan penyampaian informasi
dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis atau
bersifat tak langsung. Pesan yang disampaikan melalui
media tulisan dapat diperoleh dari hasil berbicara. Dan sebaliknya seseorang
berbicara dapat mengambil konsep atau informasi dari hasil tulisan sendiri atau
orang lain.Dengan kata lain, untuk meningkatkan keterampilan dalam berbicara,
perlu melakukan aktivitas menulis.Hal ini karena, keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dalam kegiatan berbicara dapat menunjang keterampilan menulis. Begitupula
dengan keterampilan menggunakan kaidah kebahasaan dapat menunjang keterampilan berbicara.
c.Hubungan antara Berbicara dengan Membaca
Berbicara
dan membaca berbeda dalam sifat dan fungsi. Berbicara bersifat
produktif, dan merupakan ragam bahasa
lisan yang berfungsi sebagai penyebar/pengirim informasi. Sedangkan membaca bersifat
reseptif dan merupakan
ragam bahasa tulis yang berfungsi sebagai penerima
informasi. Bahan yang berupa informasi
dalam kegiatan berbicara,sebagian
besar didapat melalui
kegiatan membaca. Semakin sering orang membaca maka semakin banyak informasi yang diperolehnya. Hal ini merupakan pendorong bagi yang bersangkutan
untuk mengekspresikan kembali informasi yang diperolehnya antara lain melalui
berbicara.
d.Hubungan antara Menyimak dengan Menulis
Kegiatan
menulis bersifat produktif yang berfungsi sebagai penyampai informasi , dan
penyampaian informasi dalam kegiatan menulis
disalurkan dalam bahasa tulis. Sedangkan menyimak
bersifat reseptif yang berfungsi sebagai penerima informasi. Bahan informasi berupa ide, gagasan dan inspirasi yang digunakan dalam menulis didapatkan
melalui
kegiatan menyimak dari berbagai sumber seperti radio, televisi, ceramah, pidato,
wawancara, diskusi, dan obrolan. Dengan demikian,
semakin banyak informasi yang didapatkan dari proses menyimak, maka dapat mempengaruhi
hasil menulis yang makin baik. Dengan kata lain, jika seseorang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik maka pasti
akan memiliki pengetahuan yang luas sehingga dengan mudah
dapat menulis dengan baik.
e.Hubungan
antara Menyimak dengan Membaca
Menyimak
merupakan ragam bahasa lisan yang bersifat reseptif dan berfungsi sebagai
penerima. Sedangkan membaca merupakan ragam bahasa tulis yang bersifat reseptif.
Kedua ragam bahasa ini saling mempengaruhi karena aktivitas membaca dapat membantu
seseorang untuk memperoleh kosakata baru yang berguna bagi pengembangan
kemampuan menyimak pada tahap berikutnya. Jadi, pengenalan terhadap kosakata
baru pada aktivitas membaca akan dapat meningkatkan kemampuan menyimak pada
tahap berikutnya melalui proses pengenalan kembali terhadap kosakata tersebut.
f.Hubungan
antara Menulis dengan Membaca
Menulis dan membaca merupakan
kegiatan berbahasa tulis. Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat
reseptif. Dalam menulis, seseorang
melakukan perencanaan dengan melakukan aktivitas membaca secara ekstensif dan
intensif untuk mendapatkan informasi, konsep atau gagasan yang akan dijadikan
bagian dari bahan tulisannya. Kemudian melakukan revisi dengan cara membaca dan
menulis kembali secara berulang. Sebaliknya, dalam membaca seseorang sering
menulis catatan dan rangkuman untuk memahami isi bacaan. Dengan demikian,
semakin banyak informasi yang didapatkan dari kegiatan membaca , maka seseorang
akan dengan mudah dapat mengembangkan tulisannya.
a.Keterpaduan
Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Menyimak
Keterampilan
menyimak seringkali diintegrasikan dengan aktivitas keterampilan berbahasa yang
lain seperti berbicara, membaca dan menulis. Hal ini karena diantara semua
keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Kita dapat
melakukan semua keterampilan berbahasa
tersebut secara bersamaan. Namun ada salah satu keterampilan berbahasa yang
lebih dominan dari keterampilan berbahasa yang lain. Misalnya antara menyimak
dan berbicara dapat dilakukan secara bersamaan, tapi yang lebih dominan
menyimak. Kedua keterampilan ini memiliki kesamaan yaitu merupakan keterampilan
berbahasa lisan. Keduanya bisa dilakukan dengan tatap muka secara langsung
maupun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi melalui telepon. Adanya hubungan
antara menyimak dan berbicara dapat dilihat dalam suatu ujaran dapat dipelajari
melalui menyimak dan meniru, contohnya seorang anak akan menyimak ujaran-ujaran
orang disekitarnya dan menirunya sampai dia bisa bicara. Pada umumnya orang
akan lebih mudah mengingat isi pembicaraan dibanding dengan tulisan. Selain
itu,kualitas keterampilan seorang pembicara sangat mempengaruhi hasil menyimak seseorang.Sama
halnya dengan keterampilan lain, latihan adalah satu-satunya cara untuk dapat
meningkatkan kualitas menyimak dan berbicara seseorang. Seorang pembicara pada
umumnya menggunakan gesture dan gerak isyarat agar penyimak dapat memahami
gagasan yang disampaikan, sedangkan berbicara melalui rekaman memerlukan
keterampilan menggunakan unsur suprasegmental agar tidak terjadi kesalahpahaman
dengan penyimak.
Keterampilan
menyimak dapat dilakukan bersamaan dengan membaca. Keduanya memiliki persamaan
sifat yaitu bersifat reseptif.Perbedaannya bila dalam membaca, seseorang akan
berusaha menangkap pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan, sedangkan dalam
menyimak, seseorang berusaha menangkap pesan yang disampaikan dalam bahasa
lisan. Kedua keterampilan inimemerlukan kesiapan yang sama yaitu harus memiliki
penguasaan terhadap simbol-simbol bahasa, pengetahuan yang berkaitan dengan
materi atau bacaan, pengetahuan tentang diskusi dan gaya bahasa serta
keterampilan menangkap makna tersurat dan tersirat. Berlatih dan kesenangan
terhadap bahasa adalah cara untuk memperoleh kemampuan menyimak dan membaca
yang baik. Kemampuan membaca seseorang berpengaruh pada penguasaan kosakata
karena penguasaan kosakata yang sedikit yang diperoleh melalui menyimak erat
hubungannya dengan kesukaran-kesukaran dalam membaca,daya simak yang buruk
sangat mempengaruhi daya baca seseorang.
Keterampilan
menulis dapat dilakukan bersamaan dengan fokus menyimak. Kemampuan menulis
diperoleh dan ditingkatkan dengan bantuan kemampuan menyimak yang telah
dimiliki. Untuk meningkatkan keterampilan ini, dapat dilakuka dengan menyimak
berbagai informasi untuk dapat menangkap unsur kebahasaan, mulai dari
bunyi-bunyi maupun berupa paragraf, wacana pendek dan wacana yang kompleks
seperti wacana berita, iklan, pengumuman, pidato, ceramah,dll. Menulis dengan
fokus menyimak artinya melalui menyimak
kita berlatih menulis kembali bahan yang kita simak ke dalam tulisan dengan
menggunakan bahasa kita sendiri. Kemampuan menyimak yang dimiliki untuk
berlatih menulis, membaca dan menyimak adalah kemampuan menyimak tingkat
lanjut, sehingga apabila kemampuan menyimak kita belum sampai pada tingkat
lanjut, kita harus meningkatkan daya simak sampai pada tingkat tersebut.
b.
Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Berbicara
Kegiatan
menyimak, membaca, dan menulis dapat dipadukan dengan keterampilan berbicara.
Contohnya keterampilan menyimak dengan fokus berbicara sering dilakukan saat
berkomunikasi. Keduanya merupakan keterampilan berbahasa lisan yang membutuhkan
penyandian kembali simbol-simbol lisan. Umumnya, anak-anak tidak hanya meniru
pembicaraan yang mereka pahami tetapi juga menirukan hal-hal yang mereka
pahami, sehingga pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam percakapan
dipelajari melalui menyimak dan meniru pembicaraan. Hal ini menganjurkan orang
tua dan guru menjadi model berbahasa yang baik agar tidak ditiru anak-anak
dalam pembicaraan yang tidak benar.
Keterampilan
membaca dengan fokus berbicara sering kita lakukan. Keterampilan berbicara akan
diperoleh secara maksimal bila pembicara banyak bicara. Berbagai informasi
dalam teks dapat dikemukakan kembali ketika bicara dengan orang lain. Misalnya
dalam membaca puisi diikuti pembicaraan tentang tema puisi, amanat, nada dan
suasana. Seorang pembicara dalam kegiatan bicaranya lebih suka menggunakan
kata-kata yang dikenal dan dirasakan sudah dipahami oleh pendengarnya.
Keterampilan
menulis dapat diintegrasikan dengan fokus aktivitas berbicara. Keduanya
merupakan keterampilan yang produktif dan membutuhkan kemampuan menyandikan
simbol-simbol yaitu simbol lisan dan tertulis. Oleh karena itu, sangat
dibutuhkan saat menyampaikan informasi. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menulis sebagai persiapan untuk bahan pembicaraan yaitu
memilih tema, membuat kerangka dan menghubungkan paragraf. Kegiatan berbicara
didukung oleh kegiatan menulis, terutama dalam referensi yang harus dibaca
maupun konsep yang akan disampaikan.Pokok pembicaraan lebih baik dipersiapkan
menyeluruh secara tertulis berupa naskah atau garis besarnya saja.
c.
Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Menulis
Saat berkomunikasi
dalam kehidupan masyarakat, seringkali aktivitas menulis diintegrasikan
dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti berbicara
dan membaca. Tidak jarang aktivitas
menulis didahului dengan aktivitas menyimak. Hal ini berarti, keterampilan
menulis sangat erat dengan keterampilan berbahasa yang lain. Banyak hal yang didengar dapat
mendorong seseorang untuk menulis. Misalnya seorang penulis tergerak untuk
menulis sesuatu setelah mendengarkan
suara lantunan lagu, mendengarkan cerita, mendengarkan dialog atau setelah
mengikuti kuliah atau diskusi. Selain diintegrasikan dengan menyimak, menulis
dapat dilakukan secara terpadu dengan keterampilan berbicara antara lain dengan
aktivitas diskusi, wawancara, bercerita mengenai pengalaman pribadi, dan
berpidato. Dalam berpidato harus memperhatikan urutan yang baik. Urutan yang
digunakan dapat berupa rangkaian peristiwa, urutan sebab akibat, akibat sebab
atau gabungan dari beberapa cara penyajian tersebut. Setelah menulis naskah
pidato, hal yang harus sering dilakukan adalah melatihnya, memerhatikan
intonasi dan tekanan suara, gerak tubuh dan kontak mata dengan pendengar. Keterampilan
menulis dapat dilakukan secara bersamaan atau bergantian dengan aktivitas
membaca. Hal ini karena aktivitas membaca dapat memberi pengaruh positif
terhadap kemampuan seseorang dalam menulis.
Pengaruh positif dari
membaca terhadap kegiatan belajar menulis diantaranya penguasaan kosakata/
istilah, kalimat, dan pemakaian ejaan ketika belajar membaca akan memberi
pengaruh positif dalam belajar menulis kalimat. Selain itu, organisasi bahan
bacaan dapat menjadi contoh dalam pengorganisasian tulisan sehingga dapat
memberi pengaruh positif dalam belajar menulis paragraf atau karangan secara
utuh. Dalam hal menulis tingkat lanjut, informasi/ data yang diperoleh dalam
bahan bacaan dapat menjadi sumber ide/ sumber data bagi tulisan yang akan
disusun. Oleh sebab itu, latihan menulis secara terpadu dengan aktivitas
membaca memberi nilai tambah bagi penguasaan keterampilan menulis. Hal ini
dapat berupa membaca cerita diikuti dengan menulis sinopsis atau resensi,
membaca puisi dan merubahnya menjadi prosa atau resensi, membaca dan menulis
petunjuk, pengumuman, poster, iklan dan surat kemudian menulis rangkuman
bacaan.
d.
Keterpaduan Keterampilan Berbahasa dengan Fokus Membaca
Saat
berkomunikasi dalam kehidupan masyarakat,seringkali beberapa jenis keterampilan
berbahasa digunakan secara bergantian seperti membaca, menulis, berbicara dan
mendengarkan. Namun, dari serangkaian aktivitas berbahasa tersebut ada satu
jenis aktivitas berbahasa yang paling dominan misalnya membaca. Sedangkan
kegiatan berbahasa lainnya seperti menulis, berbicara dan menyimak diarahkan
untuk mendukung aktivitas membaca. Proses membaca merupakan tingkah laku yang
kompleks, yang memerlukan berbagai strategi dalam pemrosesan informasi.
Keterampilan menyimak memiliki pengaruh positif dengan kemampuan membaca. Dalam
proses membaca, umumnya seseorang menggunakan secara spontan dan interaktif
ketika menghubungkan informasi dan makna yang terkandung didalamnya.Peningkatan
penguasaan kosakata melalui menyimak akan berperan positif terhadap penguasaan
kosakata dalam membaca.
Selain
itu, ketika membaca sering disertai aktivitas menulis. Aktivitas menulis
sebagai sarana belajar membaca atau sebagai salah satu strategi membaca yang
efektif. Untuk meningkatkan kemampuan membaca perlu melakukan PreP( Pre-Reading
Prepatory Instraction) yang merupakan kegiatan prabaca yang bertujuan untuk
membuat pembaca sadar tentang apa yang dibacanya sekaligus sebagai memori jangka
panjang. Selain itu, keterampilan menulis dengan fokus membaca dapat dilatih misalnya
saat mengisi formulir tanggapan terhadap buku, menulis sinonim dan hiponim,
menulis bagian-bagian dari teks yang tidak lengkap, menulis ringkasan buku,
yang semuanya merupakan contoh adanya keterpaduan antara keterampilan menulis
dengan aktivitas membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar